LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAN NON SOLID SUPPOSITORIA

MODUL V
SUPPOSITORIA

I.            TUJUAN
Memberikan pengalaman kepada Mahasiswa dalam memformulasikan sediaan suppositoria dan evaluasi kontrol kualitasnya seperti uji kekerasan, uji waktu larut dan uji disolusinya.

II.            TINJAUAN PUSTAKA
Suppositoria adalah sediaan padat yang digunakan melalui dubur, umumnya berbentuk seperti torpedo, dapat melarut, melunak atau meleleh pada suhu tubuh.
Bahan dasar harus dapat larut dalam air atau meleleh pada suhu tubuh sebagai contoh bahan dasar digunakan lemak coklat, polietilenglikol berbobot molekul tinggi, lemak atau bahan lain yang cocok. Kecuali dinyatakan lain digunakan lemak coklat.
Bobot kecuali dinyatakan lain, bobot suppositoria dengan bahan dasar lemak coklat untuk dewasa 3 g dan anak-anak 2g.
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, di tempat sejuk.
(Depkes RI, 1979)

Penggunaan obat dalam suppositoria ada keuntungan dibandingkan penggunaan per oral yaitu :
- Dapat menghindari terjadinya iritasi pada lambung
- Dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan
- Langsung dapat masuk saluran darah berakibat akan memberikan efek lebih cepat
daripada penggunaan per oral
- Cocok bagi pasien mudah muntah atau tidak sadar
Untuk menghindari masssa yang hilang maka selalu dibuat berlebih dan untuk menghindari massa yang melekat pada cetakan maka cetakan sebelumnya dibasahi dengan parafin, minyak lemak, spiritus saponatus (Soft Soap Liniment). Yang terakhir jangan gunakan untuk suppositoria yang mengandung garam logam karena akan bereaksi dengan sabunnya dan sebagai pengganti dapat digunakan larutan oleum ricini dalam etanol.
Untuk suppositoria dengan bahan dasar PEG dan tween tidak perlu bahan pelicin karena pada pendinginan mudah lepas dari cetakan karena mengkerut.
(Anief, 2000)

Jika tentang suppositoria yang akan dibuat tidak dikatakan lain, maka digunakan bahan dasar olen cacao. Dimana sebagian kecil oleum cacao boleh diganti dengan malam kuning atau unguentum simplek. Selanjutnya farmakope menyatakan bahwa bahwa menurut sifatnya “obat harus dilarutkan dalam air” sebelum dicampur dengan oleum cacao.
Pada pembuatannya kita selalu mengambil massa untuk satu suppositoria lebih banyak daripada yang harus dibuat. Jika pada pembuatan suppositoria harus dituang suatu massa yang cair maka lansung bisa dituang ke dalam cetakan.
Dalam petunjuk dalam farmakope, bahwa dikehendaki supaya obat yang berkhasiat dalam jumlah yang kecil digrus dengan air karena itu dipakai sebagai peraturan: garam-garam alkaloida selalu digerus dengan beberapa tetes air.
(Van Duin, 1958)

 III.            ALAT DAN BAHAN
Alat:
v    alat penentuan kekerasan suppositoria
v    alat penentuan waktu leleh (erweka)
v    labu takar 1000ml
v    termometer
v    stopwatch
v    tabung reaksi
v    pipet volum 1ml
v    pipet tetes
v    beker glass
v    kuvet

Bahan;
1.                  suppositoria Na salisilat basis oleum cacao
2.                  suppositoria Na salisilat basis PEG
3.                  FeCl3


IV.            CARA KERJA

Uji kekerasan suppositoria
Suppositoria diletakkan pada alat uji kekerasan yang sudah ada beban 600gram

Dihitung waktunya


 


Tiap pertambahan waktu 1 menit ditambahkan beban sebesar 200 gram


 


Dilakukan sampai suppositoria pecah

Dicatat waktunya dan dihitung jumlah beben yang ditambahkan


Uji waktu leleh suppositoria
Disiapkan suppositoria yang akan ditetapkan waktu lelehnya
Formula I ( PEG)
Formula II ( oleum cacao)


 


Dihubungkan semua system sirkulasi

Dimasukka suppositoria kedalam spiral erwaka


 


Diatur batang kaca hingga tepat menyentuh suppositoria

Bagian alat dimasukkan dalam tabung ( skala sejajar dengan permuakaan air diluarnya)

Waktu dijalankan saat air menyentuh suppositoria


 


Dihentikan stopwatch sampai fraksi suppositoria hilang dari spiral kaca

Dilakukan 2X percobaan untuk masing- masing suppositoria

Ditetapkan pengaruh formula Vs waktu leleh

Uji pelepasan obat
Dituang air 1000ml ke dalam beker glass


 


Dipanaskan sampai 37oC

Dimasukkan pengaduk magnetik stirer
Dimasukkan suppositoria dalam medium sambil mulai dihitung waktunya


 


Di ambil 5ml sample pada menit ke
 


Dikembalikan medium disolusi dengan penanbahan aquadest 5 ml yang bersuhu 37oC


 


Ditetapkan kadar obat yang terlepaskan

Diambil sample 5ml sample + 1 ml FeCl3 dan + aquadest ad 10 ml dalam labu takar

Dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 525 nm
 


Dihitung kadar terdisolusi Na salisilat

V.            HASIL PERHITUNGAN
A.       Hasil Percobaan
      Bahan: 1. Suppositoria Na salisilat 100 mg dengan basis oleum cacao
                  2. Suppositoria Na salisilat 100 mg dengan basis PEG

CONTINUE... SILAHKAN DOWNLOAD DISINI ^^  http://adf.ly/spAH5

Comments

Popular Posts