LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAN NON SOLID sediaan SUSPENSI








LAPORAN PRAKTIKUM
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAN NON SOLID
MODUL I
SUSPENSI

 









Di Susun Oleh :
Nama             : Sanggita Ayu Ikasari          K 100 110 058
                                                  Doni Wibowo                       K 100 110 069
                                                  Naufal Satria H                   K 100 110 074
                                                  Dwi Setyaningrum M         K 100 110 075
                                                  Zakiah Fathiana                  K 100 110 076
Kelompok       : D.1
Korektor        :

LABORATORIUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAN NON SOLID
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
MODUL I
SUSPENSI

I.            TUJUAN
Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam memformulasi sediaan suspensi dan melkukan kontrol kaualitas (evaluasi) sediaan suspensidan pengaruh tipe alat terhadap stabilitas suspensi.

II.            DASAR TEORI
Suspensi farmasi adalah disperse kasar, dimana partikel padat yang tak larut terdispersi dalam medium cair. Partikelnya mempunyai diameter yang sebagian besar lebih dari 0,1 mikron. Beberapa partikel terlihat dibawah mikroskop menunjukan geraka brown bila dispersinya mempunyai viskositas yang rendah.
Suspense dalam farmasi digunakan dalam berbagai cara :
1.                   Injeksi intramuscular ( Suspense Penicilin G )
2.                   Tetes mata ( Suspense Hidrokortison Asetat )
3.                   Melalui mulut ( Suspense Sulfat/Kemicetin )
4.                   Memalui rectum ( Suspense Paranitro Sulfathiazole )

Dalam pembuatan suspensi dikenal 2 macam system, yaitu system flokulasi dan system deflokulasi. Dalam system flokulasi, partikel terflokulasi adalah terikat lemah, cepat mengendap dan mudah tersuspensi kembali dan tidak membentuk cake. Sedangkan pada system deflokulasi, partikel terdeflokulasi mengenap perlahan-lahan dan akhirnya membentuk sedimen dan terjadi agregasi dan selanjutnya cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali.
Pada system flokulasi biasanya mencegah pemisahan yang sungguh-sungguh tergantung pada kadar partikel padat dan derajat flokulasinya dan pada suatu waktu flokulasi kelihatan kasarr akibat terjadi flokul. Dalam system deflokulasi, partikel tersdispersi baik dan mengenap sendirian, tapi lebih lambat daripada system flokulasi, tapi partikel deflokulasi berkehandak membentuk sedimen atau cake yang terdispersi kembali.
( Anief, 1993 )
Teknologi Pembuatan
Pembuatan sediaan obat suspensi dibedakan menjadi empat fase, yaitu :
a.              Pendistribusian atau penghalusan fase terdispersi.
b.             Pencampuran dan pendispersian fase terdispersi di dalam bahn pendispersi.
c.              Stabilisasi untuk mencegah atau mengurangi pemisahna fase.
d.             Homogenisasi, yang diartikan sebagai perataan fase terdispersi dalam bahan pendispersi.

Setelah penghalusan sampai ukuran partikel yang dikehendaki, bahan padat mula-mula digerus homogen dengan sejumlah kecil bahan pendispersi, kemudian sisa cairan dimasukkan sebagian demi sebagian. Jika pembawa terdiri dari beberapa cairanmaka untuk menggerus digunakan cairan dengan viskositas yang tertinggi atau yang memiliki daya pembasahan paling baik terhadap partikel terdispersi.
Pengujian Ukuran Partikel, Dispersitas dan Pengujian Lainnya
Penetuan ukuran partikel body padat tersuspensi dilakukan melalui pengukuran secara mikroskopik. Pengerjaan dipermudah dengan menggunakan mikroskop proyeksi (Lanameter), dimana objek mengalami perbesaran yang sangat kuat yang ditampilkan pada sebuah layar berskala. Penentuan orientasi partikel dapat dilakukan dengan GREENDOMETER. Tingkat dispersitas jika diperlakukan dapat diterapkan dengan mikroskopik, atau dengan pipet ANDREAS atau yang lebih mudah lagi dengan penghitungan paretikel elektrolit(COULTER atau GRANULOTER). Beberapa cara untuk memetukan ukuran partikel telah diuraikan dalam bagian 2.1.5. Disamping itu, informasi yang sangat diperlukan adalah hasil pengukuran RHEOLOGIS.
Untuk lotion misalnya dilakukan pengujian terhadap daya ikat lapisan yang telah mengering saeta evaluasi daya pekatnya untuk mendukung kandungan bahan aktif didalam suspensi sebagai tolak ukur evaluasi kualitasnya yang dapat dilakukan langsung setelah pengocokan suspensi.
( Voight, 1971 )
Pengemasan dan Penyimpanan
Semua suspensi harus dikemas dalam wadah mulut lebar yang mempunyai ruang udara yang memadai di atas cairan sehingga dapat dikocok dan mudah dituang. Kebanyakan suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari pembekuan, panas yang berlebihan, dan cahaya. Suspensi perlu dikocok tiap kali sebelum digunakan. Untuk menjamin distribusi zat padat yang merata dalam pembawa sehingga dosis yang diberikan setiap kali tepat dan seragam.
Sifat-Sifat Yang Diinginkan Dalam Suatu Suspensi Farmasi
Terdapat banyak pertimbangan dalam pengembangan dan pembuatan suatu suspense farmasi yang baik. Disamping khasiat terapeutik, stabilitas kimia dari komponen-komponen forrmulasi, kelenggangan sediaan dan bentuk estetika dari sediaan sifat-sifat yang diinginkan dalam semua sediaan farmasi dan sifat-sifat lain yang spesifik untuk suspense farmasi :
1.                   Suatu suspensi farmasi yang dibuat dengan tepat dan cepat mengendap  secara lambat dan harus rata lagi bila dikocok.
2.                   Karakteristik suspensi harus sedemikan rupa sehingga ukuran partikel dari suspensoid tetap agak konstan untuk yang lama pada penyimpanan.
3.                   Suspense harus bias dituang dari wadah dengan cepat dan homogen.
( Ansel, 1989 )




III.            Alat dan Bahan
ALAT
·         Alat volumetric
·         Alat-alat pembuatan suspensi (mixer)
·         Tabung reaksi 20 ml (minimal 20 buah)
BAHAN
·         Sulfadiazina
·         Sulfamerazina
·         Sulfadimidina
·         Asam sitrat
·         CMC Na
·         Metil paraben
·         NaOH
·         Gula
·         Etanol
·         Sodium Lauril Sulfat
·        
·        

IV.            Cara Kerja Skematis
A.    Menghitung derajat flokulasi
Buat disperse Sulfadiazina dengan formula sebagai berikut :
Formula
A
B
C
D
E
Sulfadiazina
6 gr
6 gr
6 gr
6 gr
6 gr
SLS
60 mg
60 mg
60 mg
60 mg
60 mg
-
6 mg
12 mg
18 mg
30 mg
Aquadest
60 ml
60 ml
60 ml
60 ml
60 ml

Cara pembuatan
Larutkan SLS ke dalam sebagian aquadest
Didispersikan serbuk Sulfadiazina ke dalam larutan yang mengandung SLS
Di aduk sampai semua serbuk terbasahi,jika oerlu tambahkan sedikit aquadest
Ditambahkan larutan   secara seksama pada formula-formula B,C,D dan E aduk sampai homogen dan terjadi suatu disperse terflokulasi
Disperse kemudian dituang ke dalam tabung reaksi berskala (sekitar 10-12 ml) ditambah aquadest samapai 60 ml digojong homogeny
Ditempatkan tabung dalam rak catat tinggi pengendapan pada waktu tertentu 0,5,10,15,20,25,30 dan 60 menit amati pula supernatannya
Ditentukan suspense yang diflokulasi dan suspense yang flokulasi serta buat grafik waktu vs harga F untuk kelima formula tsb
Dihitung derajat flokulasi suspense dengan rumus yaitu β= F/F˷


h Mada, Yogyakarta.

Comments

Popular Posts